Tumbuh Kembang


Sesuatu yang tumbuh bisa berkembang. Manusia yang lahir, dia telah tumbuh. Untuk bisa memberi manfaat lebih jauh, maka dia perlu berkembang. 

Suatu waktu, ada anak muda yang dimarahin sama gurunya. Gurunya bilang, "Wah, kamu ini tidak akan lulus." Ucapan itu agak membuat si anak yang katanya agak nakal itu, untuk bertanya pada dirinya masa sih dia segitu tidak cerdasnya sehingga gurunya bilang bahwa dia tidak lulus. Sang guru membandingkan diri anak itu dengan siswa lainnya. Pada suatu ujian, ternyata perubahan terjadi. Yang diunggulkan oleh si guru akan lulus, ternyata tidak lulus. Sedangkan si laki-laki yang dianggap tidak akan lulus, malah lulus dengan terbaik.


Dosenku menceritakan pengalamannya itu. Belakangan hari, setamat dari SMU, di anak muda itu melanjutkan pendidikannya ke salah satu kampus terbaik di Indonesia. Dari situ, dia melanjutkan ke salah satu college di Palestina, dan diajak oleh seorang dosennya untuk pindah ke San Fransisco untuk menyelesaikan S1 dan S2nya.


Dalam karirnya kemudian, si anak yang pernah dianggap nakal dan tidak cerdas itu malah menjadi pimpinan delegasi Indonesia di pertemuan-pertemuan PBB. Dia merasakan bahwa tiap orang pada dasarnya cerdas, tinggal bagaimana seseorang mengembangkan kecerdasannya itu. Dengan apa? Membaca! Ya, salah satu sarana yang mudah untuk berkembang adalah dengan membaca.Dari kisah di atas, kita bisa bercermin bahwa: 

  1. Kita tidak boleh menjatuhkan mental orang lain. Orang yang saat itu dianggap tidak cerdas, tidak menjamin di masa datang dia akan begitu. Edison pernah dianggap sebagai murid yang bego, tapi belakangan sejarah memberikan tempat terbaik bagi dia. Dia punya paten bagi lebih dari seribu penemuannya. Seorang yang menjatuhkan mental sama saja dengan teroris yang menciptakan "great fear" (ketakutan yang besar) bagi anak manusia.
  2. Kita perlu berkembang dengan membaca. Ayat suci menyuruh kita membaca. Kenapa? Karena dengan membaca pikiran kita akan luas. Seorang penulis mungkin tidak pernah ke Papua, tapi anehnya dia bisa menulis tentang budaya Papua. Seorang penulis juga jelas belum pernah merasakan gimana hidup dalam kuburan. Tapi karena membaca, akhirnya dia tahu ilmu atau hal-hal yang berkenaan dengan kuburan dan alam setelah kematian. 
Jadi, setelah kita tumbuh, segeralah berkembang. Setelah kita bisa sebuah ilmu, jangan matikan ilmu itu, tapi kembangkanlah, seperti kata seseorang dalam websitenya, "Dimanapun kamu ditanam, BERKEMBANGLAH!" ***

Oleh: Yanuardi Syukur

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manajemen Sumber Daya Manusia: Sebuah Pengantar

Dorong Hobi Jadi Buku

Menyoal Mentalitas Bangsa