Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2018

Lihat Nil, Rindu Mesir

Gambar
Oleh Yanuardi Syukur Sungai Nil Ada semacam “kebanggaan” bagi salahsatu bangsa dengan peradaban tertua ini. Prof. Dr. Hamka, suatu waktu menulis tentang itu. Kata Hamka, orang Mesir berkata bahwa siapa yang pernah meminum air dari sungai Nil, maka hatinya akan selalu rindu untuk kembali ke Mesir. Bisa jadi itu benar. Novel  bestseller  karya alumnus Al-Azhar, Habiburrahman El-Shirazy—Ayat-Ayat Cinta dan Ketika Cinta Bertasbih—adalah semacam kerinduan kepada Mesir yang ia tuangkan dalam novel “pembangun jiwa”-nya itu. Kerinduan pada Nil itu, beralasan memang. Setidaknya, sejak lama anak negeri kita juga rindu akan Mesir. Sudah banyak ulama yang menimba ilmu di sana. Ada Mahmud Yunus, salah seorang penerjemah dan penafsir Al-Qur’an kita yang termasuk generasi awal. Hamka mendapatkan gelar doktor kehormatan (Honoris Causa/HC) pada 1958 dengan pidatonya tentang pengaruh Muhammad Abduh terhadap tokoh pembaharu Islam di Indonesia, juga dari Al-Azhar. Gus Dur, pernah juga di sana—walau tak ta